Selasa, 05 Juni 2018

KARIKARDUS - Kuliah S2 Karena Memanfaatkan Kardus Bekas

Grosir Aplikasi - KARIKARDUS, Nama ini sebenarnya terdiri dari dua suku kata, KARI dan KARDUS. KARI dalam bahasa Tegal berarti 'tinggal, sisa', misal ada dialog, "Lawuhe apa ma?", "Kae kari tahu tok nang" (itu tinggal tahu doang nak). KARDUS, ya kardus, yg sudah mafhum diketahui banyak orang.

Foto Anam Karikardus
Makna KARIKARDUS, dapat digambarkan dalam sebuah dialog bahasa Tegal, "Neng umahe koen ana.ne apa?", "kae kari kardus tok". Mendengar kata "kari kardus", membuat Anam termotivasi bagaimana mengolah barang yang sering dipandang sebelah mata menjadi sesuatu yang bernilai seni. Semangat dalam "kepepet" karena hanya mempunyai satu bahan (baca: kardus) dan keahlian dalam meniru karakter seseorang tersebut ia ramu menjadi karya seni rupa yang kemudian ia beri nama KARIKARDUS. Ringkasnya, KARIKARDUS adalah hasil daur ulang wadah produksi rumahan berupa kertas karton tebal menjadi karya seni rupa bernilai jual.


Dari kreativitasnya, Anam menghasilkan beberapa produk seperti Foto Dus, Jam Kardus, Peraga Kardus dan Furniture Kardus.

Foto Dus


Foto Dus K.H. Hasyim Asy'ari


Proses Pengukiran Foto Dus


Proses Pengukiran Foto Dus
Foto Dus adalah gambar siluet, biasanya berupa wajah seseorang yang diambil dari foto-foto pemesan. Foto tersebut kemudian diimitasi ke atas kardus dengan spidol. Setelah tergambar dengan sempurna di atas kardus, kemudian diukir hingga hanya tersinya siluet dan background garis-garis vertikal ala daleman kardus (walahh.. kardus punya daleman juga ternyata hehe). Setelah terukir rapi, kemudian dimasukkan ke dalam frame foto sesuai ukuran yang diminta oleh pemesan. Semakin besar, otomatis semakin tinggi pula harga yang diberikan. Cusss.... Jadi deh KARIKARDUS dengan karakter pemesan dengan ciri khas goresan mas Anam titisan Sang Dalang kondang asal Tegal tersebut.

Sejarah Karikardus

Bermula dari kegelisahan seorang sarjana asal Tegal yang baru saja merayakan pesta kelulusannya pada tanggal 27 Juli 2017 lalu (entah gelisah karena bingung mau kerja apa atau mau nikah sama siapa).,hehe. Sehari-hari Anam adalah seorang mahasiswa dan santri di salah satu pondok pesantren di Kota Semarang yang bercita-cita menjadi wirausahawan. Sementara usaha yg digelutinya adalah berjualan air mineral. Setiap hari minggu pagi, ia berkeliling berjualan menjajakan air mineral di acara Car Free Day (CFD) di kawasan Simpang Lima, Kota Semarang. Beruntung, hasil jualannya seringkali habis.


Setelah menghabiskan barang dagangannya, biasanya Anam duduk-duduk di tepi lapangan di depan hotel Ciputra tersebut sambil menyeka keringat yang bercucuran. Di tengah rehatnya, ia memandangi kardus-kardus bekas jualannya (selain juga tentu memandangi gadis yang berseliweran).,hehe. Ia berpikir jika kardus ini dibuang tentu akan mengotori lingkungan, jika dijual pun tak seberapa harganya.

Sekelebat ide akhirnya singgah di pikirannya. Ia berpikir untuk memanfaatkan barang yang sering dianggap remeh oleh kebanyakan orang tersebut (baca: kardus). Tak lama akhirnya ia mulai browsing di Mbah google dan menemukan gambar siluet yg diukir di atas kardus. Namun bentuknya masih sederhana. Dari gambar siluet sederhana tersebut ia mulai mencoba menirunya, walaupun hasilnya tak semirip dengan apa yang ia temukan di google.

Ia terus berlatih, sebulan dua bulan hingga singgah di bulan-bulan namun tak datang bulan.,hehe, mulailah ada perkembangan. Hasilnya, ia mulai berani memposting hasil karyanya di media sosial. Tak disangka tak di-nyana, banyak netizen yg mulai 'kepo' dengan hasil karyanya. Sampai akhirnya, ada seorang yg memesan hasil karyanya, yg kemudian ia sebut dengan KARIKARDUS tersebut.


Pada awalnya, KARIKARDUS hanya menawarkan produk berbentuk siluet yg diukir diatas kardus, yang kemudian disebut Foto Dus. Namun, seiring berjalannya waktu, atas permintaan beberapa netizen, mas Anam mengembangkan produk-produk berikutnya, sehingga lahirlah Jam Kardus, Peraga Kardus, Pajangan Kardus, Furniture Kardus dan beberapa produk lainnya.

Sebagai pemuda yang berpendidikan tinggi (sekarang sedang menempuh Program Pascasarjana / Strata 2) Anam mempunyai visi dan misi hidup. Dan sebagai seorang santri ia juga mempunyai motto sebagai penata ati. Berikut visi, misi dan motto hidup pencipta KARIKARDUS tersebut:

Visi:
  • Mewujudkan generasi bangsa yg kreatif dan berdikari 2030

Misi:
  • Membentuk mindset generasi muda yg peduli lingkungan, ulet, pantang menyerah, kreatif dan bermanfaat
  • Merealisasikan pemanfaatan barang-barang yg tdk berguna menjadi sesuatu yg bernilai guna
  • Memunculkan ekonomi kreatif untuk seluruh masyarakat pada umumnya dan pemuda pada khususnya.


Motto hidup:

اذ الفتى حسب اعتقاده رفع # و كل من لا يعتقد لم ينتفع


# Ketika seorang pemuda mempunyai prinsip/keyakinan, maka derajatnya akan diangkat 
# Setiap orang yg tdk punya prinsip, tiadalah bermanfaat
(Petikan nadzom Imrithy ke 17)

Bagi kuy yang berminat untuk memesan KARIKARDUS atau hanya ingin sekedar berbincang-bincang kece bareng mas Anam KARIKARDUS. Silahkan add akun Facebook-nya dengan nama Anam. Atau bisa melalui Whatsapp dengan nomor 0857 - 4116 - 6180. Tenang.... mas Anam masih single kok, jadi mau dicubit atau disenggol nggak bakalan ada yang marah.,hehe barangkali kuy mau belajar kan bisa chat-chat-an gitu.

Itulah cerita mas Anam sang KARIKARDUS. Semoga bisa memberi sedikit bubuhan motivasi untuk generasi muda. Bahwa pemuda itu harus terdidik (agama dan umum), mandiri dan kreatif. Bagaimana dengan sobat Mas Min? siap untuk menjadi pemuda inspiratif berikutnya?. Tunggu kisah-kisah wirausahawan muda berikutnya. Jangan lupa untuk follow blog Mas Min dan share agar bisa bermanfaat untuk pemuda lain. Salam wirausahawan muda!!!

Koleksi Karikardus di Dinding Pesantren



Proses Pembuatan Karikardus NU


Pesanan Karikardus oleh Mahasiswa KKN



3 komentar: